Dreamspark.. sebuah tantangan bagi realisasi UGOS

agung nugroho published Dreamspark.. sebuah tantangan bagi realisasi UGOS on Thursday, September 11th, 2008 at 12:00 am. It's been categorized as catatan kecil and tagged with

Cerita mengenai dreamspark challenge and opportunity pak dani membuat saya tertarik mencari informasi lebih banyak mengenai Dreamspark. Sepertinya ini oleh2 pak pras dari jakarta kemaren.

Dan perbincangan pak pras mengenai keterbatasan bandwidth yang sempat terlontar di ruangan kami, juga telah masuk di kompas tekno.. berikut kutipannya :

“Ide DreamSpark bagus karena menciptakan suatu mekanisme mendapatkan software tertentu secara legal dan gratis. Namun, teknik mendapatkannya masih sulit,” kata Bambang. Menurutnya, untuk mengunduh satu program yang terdapat di dalam Microsoft DreamSpark, ia perkirakan akan memakan waktu yang lama.

Saya langsung meluncur untuk mendownload salah satu tool yang tersedia, namun sayang untuk sementara ini Indonesia belum terdaftar disana. Jadi peta wilayah indonesia masih masuk dalam wilayah cina. Iseng2 coba asal skip malah harus menggunakan international student card.

Sementara ini informasi untuk wilayah indonesia :

Do you live in a country not on the map yet?
Here’s what to do: Keep checking back. While we are are initially launching in 10 countries, we’re constantly adding new schools and countries. In fact, by 2009, we expect to have DreamSpark available to virtually ALL students around the world.

Sekilas sepertinya tool2 ini sudah ada dalam dunia perentalan jogja. tapi statusnya “bajakan”, tidak tau apakah setelah ada dreamspark statusnya naik menjadi “legal”. atau hanya legal jika kita mendownload langsung dari situsnya. CMIIW

Lalu.. apa ini akan mengganggu iklim UGM Goes Open Source yang sudah berjalan ? Kenapa ? karena dengan dreamspark ini pula, bisa di jadikan sebuah alasan yang “menohok” inisiasi migrasi open source UGM yang masih berjalan “setengah hati” (setidaknya menurut saya). Bisa jadi Laboratorium yang awalnya telah menggunakan full open source, harus di sesuaikan dengan policy dari dosen. atau mungkin Microsoft Campus Agreement tetap akan diteruskan.

Lalu apa yang perlu di lakukan ?
Pertama, adalah menguatkan keseriusan kita untuk berjalan di jalur Open source
Kedua, Gaung UGM Goes Open Source belum lah terdengar keluar, bahkan orang UGM sendiri masih jauh dari tahu UGM Goes Open Source. Jd.. kita harus mulai meng-gaungkan UGM Goes Open Source kedalam dan keluar
Ketiga, harus ada sistem comunity based, dimana kita mencoba mendidik komunitas mahasiswa utk mengetahui kehandalan open source dan ikut menjadi pengembang di dalamnya.

Software-software yang ditawarkan dreamspark mayoritas digunakan oleh para developer, jadi mayoritas akan digunakan oleh mahasiswa teknik dan mipa, masih ada celah untuk UGOS masuk. Lagi pula memang migrasi open source di UGM masih menyentuh level administratif seperti office, internet dan multimedia dan juga belum sama sekali menyentuh mahasiswa (walaupun mahasiswa sebenarnya adalah sebuah aset penting), jadi sekalipun hal-hal diatas terjadi realisasi open source tetap akan berjalan, tapi di satu sisi juga menjadi sebuah tantangan berat buat Tim UGOS. Anyway.. kita sekarang hanya bisa wait n see (mengambil istilah dari manda)

¶ Thank you for taking the time to read Dreamspark.. sebuah tantangan bagi realisasi UGOS. If you enjoyed this article then feel free to subscribe to this site's RSS feed. In addition, you can browse my related and recent posts below.

The Conversation

No Comments Yet

You can be the first to comment!

Leave a comment

Comment Policy: Be nice, be bold, be brave.

SubscribeTao of You || Basic ConceptArt by Jessica DoyleValid XHTML & CSS